BAB VII
ETIKA,
MORAL, DAN AKHLAK
A. KONSEP AKHLAK,
IHSAN, ETIKA, DAN MORAL
Akhlak
secara etimologis berasal dari bahasa Arab akhlaq, bentuk
jamak kata khuluq atau al-khulq yang antara lain berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Istilah akhlak berakar dari kata khalaqa yang
berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq
(yang dicipta), dan khalq (penciptaan). Kesamaan akar kata di atas
mengisyaratkan bahwa dalam kata akhlak tercakup pengertian terciptanya
keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq
(manusia). Atau dengan kata lain tata perilaku seseorang terhadap orang lain
dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki, manakala
tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq
(Tuhan). Dari pengertian etimologis tersebut,
akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur
hubungan antara sesama manusia, tetapi norma yang mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.
Dari pengertian etimologis tersebut, akhlak termasuk
makna yang terpenting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena: (1). Akhlak
berkaitan dengan muamalah antara manusia secara individual juga kelompok, (2).
Akhlak mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan.
Dan (3). Mengatur hubungan hamba dengan Tuhan. Akhlak
terbagi dua yakni akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Akhlak yang baik adalah pola perilaku yang
dilandaskan dan manifestasi dari nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan. Ihsan
berarti berbuat baik dan pelakunya disebut muhsin. Dalam al-Qur’an kata-kata
ihsan dipakai antara lain untuk perbuatan seperti: berinfak, menguasai
amarah,mema’afkan manusia, bersabar, bersungguh-sungguh dan bertakwa. Untuk
itulah Zakiah Darajat dalam Dasar-Dasar Agama Islam (Buku Teks Pendidikan
Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum) mengutarakan bahwa akhlak yang
berkualitas ihsan disebut akhlakul karimah.
Secara
leksikal (makna menurut kamus) kata akhlak mempunyai hubungan yang erat (bersinonim) dengan moral dan etika. Term etika berasal dari
bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Menurut istilah etika ialah studi tingkah
laku manusia, tidak hanya menentukan kebenaran sebagaimana adanya, tetapi juga
menyelidiki manfaat atau kebaikan di seluruh tingkah laku manusia. Di tempat
lain, Dr. H. Hamzah Ya'qub dalam Etika Islam merumuskan: "Etika
adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran."
Adapun term moral secara
etimologis berasal dari bahasa Latin mores, jamak kata mos yang
berarti adat kebiasaan. Lebih
jauh, secara terminologis, Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
mengartikan moral dengan ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan. Di
tempat lain, moral diartikan sebagai suatu aturan atau tata cara hidup yang
bersifat normatif yang dianut oleh masyarakat, yang menjadi acuan bagi
pengikutnya, moral selalu mengacu kepada baik dan buruknya manusia, artinya
tidak terbatas pada manusia dengan pelaku peran tertentu yang dimiliki.
Berdasarkan
pengertian dari istilah moral, etika dan akhlak di atas kiranya dapat dipahami
antara mereka terdapat perbedaan, di samping juga terdapat persamaan.
Perbedaannya, etika menentukan baik atau buruk perbuatan manusia dengan tolok
ukur akal pikiran, sedangkan moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang ada
dalam masyarakat, kemudian akhlak tolok ukurnya adalah ajaran agama (Al-Qur'an
dan As-Sunnah).
B. NILAI, NORMA, SIKAP, DAN TINGKAHLAKU
Nilai dan norma mempunyai pengertian yang sama, yakni
hal-hal yang menjadi batasan setiap orang dalam melakukan sesuatu. Misalnya,
norma agama salah satunya mengatur manusia dalam mengabdi kepada Allah SWt,
norma kesopanan mengatur manusia dalam berperilaku sopan. Nilai dan norma
hamper sama dengan etika, yakni mengatur atau membatasi tingkah laku atau sikap
manusia dalam melakukan sesuatu.
Adapun sikap dan tingkah laku merupakan bagaimana seseorang itu berperilaku.
Sikap yang baik akan muncul jika seseorang itu memiliki jiwa yang baik,
sebaliknya sikap atauy perilaku yang buruk akan muncul dari jiwa yang kotor.
Sistem
nilai merupakan ketentuan umum yang merupakan pendekat filosofi dari keyakinan,sentimen
dan identitas. Karena itu ada yang bersifat ilahiyah dan normatif serta ada
yang bersifat mondial (duniawi) yang dirumuskan sebagai keyakinan, sentimen
maupun identitas sebagai suatu kenyataan yang berlaku pada tempat dan waktu
tertentu karenanya bersifat deskriptif. Sedangkan penjabarannya dalam bentuk formula, peraturan atau ketentuan
pelaksanaannya disebut norma. Sistem
nilai dan norma pengaruhnya terhadap tingkahlaku sangat tergantung kepada:
1)
Keyakinan yang menyeluruh terhadap sistem nilai dan norma
2)
Daya serap dari individu dan masyarakat dalam penggunaan sistem
nilai dan norma
3)
Ada atau tidaknya pengaruh interdependensi dari sistem nilai dan
norma yang lain
4)
Kondisi fisik, fisiologis dan psikologis seseorang.
5)
Halangan karena tertidur.
C. KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa etika atau
akhlak dalam ajaran Islam bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Akhlak atau
etika Islam tersebut mempunyai karakter tersendiri sebagaimana dijelaskan Dr. H.
Hamzah Ya'qub dalam Etika Islam, yakni:
1)
Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku
yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2)
Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik
dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur’an dan al-Hadits yang
shahih.
3)
Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan
dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia kapanpun dan dimanapun mereka
berada.
4)
Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang
akhlak yang luhur dan mulia serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya
memanusiakan manusia.
D. HUBUNGAN TASAWUF DENGAN AKHLAK
Islam oleh para ulama dikelompokkan pada tiga kelompok
(bagian) besar, yakni pertama adalah akidah (keyakinan) yang ilmu
mempelajarinya dikenal dengan ilmu tauhid. Kedua, syari’ah atau hokum yang ilmu
mempelajarinya dikenal dengan ilmu fikih. Terakhir adalah akhlak yang ilmu
mempelajarinya dikenal dengan ilmu tasawuf atau ilmu akhlak. Dari ketiga
klasifikasi tersebut tampak sebenarnya hubungan antara akhlak dengan tasawuf.
Tasawuf merupakan proses pendekatan diri pada Allah SWT dengan cara mensucikan
diri dan hati sesuci-sucinya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf,
sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
E. AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Aktualisasi akhlak dalam kehidupan merupakan
pengamalan atau penerapan akhlak tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.
Aktualisasi akhlak tersebut setidaknya dikelompokkan pada:
1. Akhlak Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Zakiah Daradjat, berpendap bahwa akhlak terhadap Tuhan
YME adalah sebagai berikut: a). Mengesakan Tuhan, b). Taat dan patuh (bertakwa)
kepada Tuhan, c). Berdoa, d). Selalu mengingat-Nya, dan e). Berserah diri
kepada-Nya. Adapun secara lebih detail akhlak tersebut adalah:
a) Tindakan Berpikir
Keutamaan berpikir diantaranya adalah, mendapat
pujian dari Tuhan Yang Maha Esa (Q.S:3 ayat 191), berpikir
sesaat lebih baik daripada beribadat setahun (H.R. Ibnu Hibban), dapat menambah kedekatan dan rasa takut terhadap
hukuman Tuhan Yang Maha Esa
(H.R. Ibnu Hatim), untuk
mengambil ketentuan dan atau keputusan (Imam Syafi’i), merupakan pokok pangkal untuk mendapatkan segala kebaikan, sebab itulah yang memindahkan sesuatu yang asalnya
dibenci menjadi amat dicintai. Dan dapat menyebabkan berkembangnya ilmupengetahuan
serta membuahkan kemakrifatan
dan keuntungan.
Adapun hal-hal yang perlu
dipikirkan adalah ketaatan/kepatuhan
terhadap perintah dan larangan-Nya, kemaksiatan
yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan hidup, sifat-sifat yang
menyelamatkan dan sipat-sipat
yang merusak.
b). Zikir dan Do’a
Keutamaan
zikir adalah akan selalu diingat dan diperhatikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
(Q.S: 2: 152), mendapatkan tempat yang penuh kenikmatan dan kelezatan disurga
(H.R. Tabrani), penyebab diampuninya segala dosa yang telah dilakukan (H.R. Muslim),
merupakan amalan yang paling utama (H.R. Ibnu Hibban, Thabrani dan Baihaqi) dan
permulaan zikir adalah ketenangan dan kecintaan karena selalu merasa dekat dan
diperhatikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Adapun keutamaan do’a diantaranya adalah
do’a adalah intisari ibadah (H.R. Tirmidzi), do’a merupakan senjata orang yang
beriman, tiangnya agama dan cahaya langit dan bumi (H.R. Hakim dan Abu Ya’la),
akan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Esa, dapat menyelamatkan diri dari gangguan
dan kejahatan makhluk, memudahkan dalam mencari dan mendapatkan rizki.
Lebih jauh, tatacara memanjatkan do’a adalah: 1). Memulai
dan mengakhiri do’a dengan pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan perasaan yang khusyu’ dan penuh
kerendahan serta pengharapan. 2). Memanfaatkan
waktu-waktu diterimanya do’a. 3). Dengan
bahasa yang baik (mencurahkan segala isi hati) dan terperinci, dan 4). Yakin akan dikabulkan, yakin bahwa apapun yang
diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa adalah yang terbaik untuk diri kita saat ini, sehingga tidak memaksakan kehendak kepada Tuhan.
c). Memohon Ampunan-Nya.
Rasulullah
saw dalam kehidupan kesehariannya selalu memohon ampunan dan bertaubat kepada
Tuhan Yang Maha Esa sebanyak 70 sampai 100 kali. Padahal beliau sudah diampuni dan dijamin masuk surga,
itulah bukti syukur
beliau kepada Allah SWT. Maka
kita sebagai manusia biasa seharusnya mentauladaninya (H.R. Bukhari dan
Muslim).
d). Bertaubat
Kata
taubat memiliki pengertian yang tersusun dari tiga perkara, yaitu ilmu, keadaan dan perbuatan. Ilmu ialah mengetahui
dengan sebenar-benarnya betapa besarnya bahaya dosa jika dilakukan dan
dosa-dosa itu sendiri merupakan racun yang sangat merusak jiwa, hati dan agama
juga merupakan tabir antara seseorang dengan apa saja yang dianggap sebagai
kekasihnya. Adapun syarat taubat adalah 1). Menyesali atas dosa yang telah dilakukan. 2). Mohon ampun atas dosa yang telah dilakukan. 3). Berjanji untuk tidak mengulangi dosa tersebut dan 4). Mengganti dengan amal kebaikan.
2. Akhlak Terhadap Makhluk
Akhlak kepada makhluk Allah SWT dikelompokan atas:
a)
Akhlak Terhadap Diri Sendiri
1)
Memelihara harga diri
2)
Bersikap
3)
Keperwiraan
4)
Tidak rakus tetapi tetap ada kesungguhan
5)
Menjauhkan diri dari riya
6)
Menjauhkan diri dari ujub
7)
Menjauhkan diri dari takabur
8)
Menjauhkan diri dari kemashuran untuk mendapatkan pujian
9)
Menjauhkan diri dari dari bermuka dua
10) Jangan
kikir (ilmu, tenaga maupun harta)
11) Jangan
mempunyai sifat iri dengki
12) Jangan
lekas berputus asa
13) Selalu
gembira dan penuh harapan
14) Gemar
kepada kemajuan
15) Selalu
berkata jujur
16) Selalu
mengharapkan tuntunan Tuhan agar menjadi manusia yang baik dan bermanfaat.
b)
Akhlak Terhadap Orang Tua
1)
Berbakti
2)
Mengurus nafkah hidupnya
3)
Menyenangkan hatinya dengan kata-kata dan perbuatan
4)
Taat dan hormat
5)
Membantunya dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama
6)
Berdo’a kepada Tuhan untuk keduanya
7)
Memuliakan keduanya dalam pergaulan sehari-hari
8)
Selalu menunjukkan rasa terima kasih.
c)
Akhlak Terhadap Suami-Istri
Akhlak suami kepada istri
diantaranya adalah, menjadi pemimpin rumah tangga yang baik, menjaga perbuatan yang baik dengan istri, memberi belanja yang cukup, menjaga kesenangnnya yang baik, memimpin dalam kemajuan menambah ilmu
pengetahuan, memelihara
kerukunan hidup dan ketentraman rumah tangga, jangan
berbuat sesuatu yang menyakitkan hati istri, menghindarkan
perdebatan dalam berbicara dan perbuatan, membela
istrinya dalam segala sesuatu dan sayang
sama mertua dan anak-anak.
Adapun akhlak istri kepada suaminya diantaranya
adalah berbakti
kepada Allah SWT dan suaminya, setia dan
taat kepada suami, memelihara
kehormatan rumah tangganya, memberikan
pelayanan yang memuaskan, tidak
menerima tamu yang tidak disukai suaminya, berhemat
dalam belanja, selalu
menggunakan bahasa yang lemah lembut dan sikap yang manis, selalu bersabar dan bertawakkal kepada Tuhan, mempunyai wawasan yang luas dan rajin ibadah, menjaga dan mendidik anak-anak dirumah dengan
baik, dan selalu menyenangkan suami.
d)
Akhlak Terhadap Sesama Manusia
1)
Mempunyai rasa malu
2)
Berlaku adil
3)
Berkata jujur dan benar
4)
Selalu manis budi bahasa, ramah tamah
5)
Selalu ringan tangan, gemar menolong orang
6)
Selalu menghargai pendapat orang lain.
e)
Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
1)
Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam (Q.S. 3:190)
2)
Menjaga, memelihara dan melestarikan alam
3)
Memanfaatkan sumber daya alam untuk kemaslahatan bersama (Q.S.
2:60)
4)
Tidak mengeksplorasi alam secara berlebihan yang mengakibatkan
terjadinya krisis sumber daya alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar